Kamis, 16 April 2015

UNU Cirebon dan HNU Tiongkok Sepakat Bangun Pusat Kebudayaan

Koran Online Cirebon - Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon dengan ‎Hebei Normal University (HNU) Tiongkok bersepakat untuk membangun Pusat Kebudayaan di kedua perguruan tinggi tersebut. Di UNU akan dibangun Pusat Riset Islam-Tionghoa pertama sedangkan di HNU akan dibangun Pusat Kebudayaan Indonesia di Tiongkok.

Kesepakatan tersebut ditandatangani Ketua PBNU yang juga Rektor UNU Prof. Dr. Said Aqil Siradj, MA saat melakukan kunjungan ke Hebei Normal University di Shijiazhuang, Selasa (14/4/2015) lalu.

Rektor UNU memberikan kuliah Studium General berjudul “Universalitas Agama”. Materi ini menarik perhatian luar biasa dari audiens karena Rektor mengatakan bahwa Islam sebenarnya anti kekerasan, amat toleran, dan rukun kepada perbedaan etnis maupun agama.

Kota Cirebon pun amat dikenal dalam sejarah Islam Tionghoa dengan para walinya yang disebut Wali Songo/ Sunan Gunung Jati dengan kisah putri Ong Tien dari Tiongkok. Karenanya kerjasama UNU Cirebon dengan HNU akan menjadi pusat riset mengenai mulainya perkembangan Islam-Tionghoa di Indonesia.

UNU ke depan, kata Rektor, sedang merencanakan pengembangan pembelajaran mahasiswa dalam memfasilitasi program studi baru yaitu Bahasa Mandarin, Senirupa Desain, Kepariwisataan, dan Kedokteran. Pengembangan program studi tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain dan kerjasama dengan HNU bukan tanpa alasan. HNU di Shijiazhuang merupakan kampus bereputasi.

‎Menurut Rektor HNU Prof Jiang Chunlan, jumlah mahasiswa Indonesia di HNU sekitar 200 mahasiswa di berbagai jurusan. Pertukaran mahasiswa Tiongkok dan Indonesia akan semakin meningkat dengan adanya MOU kerjasama antarnegara yang dilakukan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Xi Jinping belum lama ini. Menurut rencana program pemerintah Tiongkok akan merencanakan sebanyak 50 Pusat Kebudayaan Tiongkok di seluruh bagian dunia hingga pada tahun 2020.

Dalam Diskusi kedua Rektor, Kata Agil, sempat dibicarakan rencana untuk mendirikan Pusat Kebudayaan Tiongkok di Indonesia, berdirinya Pusat Kebudayaan Tiongkok saat ini baru terealisasi di 20 negara dunia. Untuk mewujudkan PKT atau China Cultural Center yang hanya satu untuk di setiap Negara, kota Cirebon dinilai layak menjadi pilihan karena adanya kekuatan perkembangan sejarah kebudayaan Islam-Tionghoa/Wali Songo. Cirebon dapat menjadi tempat riset kajian bersama untuk menelusuri fakta dan artefak kebudayaan akulturasi budaya khas Islam-Tionghoa.

"Terutama ‎bagi pertumbuhan nilai-nilai kemanusiaan di Cirebon agar dapat menebarkan kemaslahatan bagi bangsa Indonesia maupun bangsa China serta teladan kerukunan bagi bangsa bangsa dunia," kata Rektor UNU.

Pada kesempatan itu, hadir pula ‎Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing, Priyanto Wibowo dan menyatakan dukungannya dengan mengusulkan agar dapat segera dimulai aktivitas terlebih dahulu sebelum wujud kerjasama Government to Government (G to G) kedua negara. "Jadi usulnya didirikan dahulu semacam Pusat Studi Budaya dan Bahasa China/Mandarin di Universitas Nadhlatul Ulama Cirebon untuk mengimbangi adanya Pusat Studi Kebudayaan Indonesia di Hebei Normal University," ujarnya.

Dalam kunjungan ini, Rektor UNU Cirebon disertai dua dokter yang mewakili Yayasan Kawaluyaan. Yayasan Kawaluyaan membawahi RS Chung Hua I Yuen atau dikenal sebagai RS Kebonjati. Yayasan ini ‎bekerjasama dengan Yayasan Cahaya Putra Bangsa yang membawahi UNU-Cirebon.

Kerjasama kedua yayasan ini kata Rektor mendapat dukungan dari pihak HNU Medical College karena akan menjadi satu-satunya Rumah Sakit pelayanan kesehatan dan pendidikan kedokteran Timur di Indonesia. Program ini pun akan menjadi program unggulan UNU Cirebon. "Nanti kita akan mengirimkan program profesi di lokasi baru pengembangan RS Chung Hua I Yuen Jalan Soekarno-Hatta Bandung yang akan disebut sebagai Rumah Sakit Nadhlatul Ulama-Chung Hua I Yuen (RSNU-Chung Hua I Yuen). Kerjasama ini sudah disepakati kedua yayasan dan mereka akan segera meletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit pada pertengahan bulan Juni 2015 yang akan datang," kata Rektor.

Kunjungan Rektor UNU ke HNU diikuti pula Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Daerah (Kadin) Jabar, Dedi Widjaja yang akan menjadi Ketua baru organisasi Indonesia-Tionghoa (INTI) Provinsi Jawa Barat. Menurutnya, kerjasama ini akan menjadi wujud nyata ucapan terima kasih masyarakat Tionghoa-Indonesia terhadap Gus Dur yang telah membangkitkan kembali tradisi kebudayaan Tionghoa-Indonesia menjadi kekayaan keragaman negeri nusantara ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar