Kamis, 16 April 2015

Stok dan Suplai Darah di Cirebon Tak Seimbang

Koran Online CIREBON - Kebutuhan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Cirebon hingga kini masih belum seimbang dengan suplai yang diterima. 

Padahal, kebutuhan atas darah tak hanya datang dari wilayah kota saja, melainkan hingga Jawa Tengah (Jateng).

Kantor PMI Kota Cirebon setiap hari rata-rata membutuhkan darah berbagai golongan hingga 100 labu. 

Namun, kebutuhan itu kerapkali tak tercapai akibat kurangnya pasokan darah yang didonorkan.

"Padahal, PMI Kota Cirebon ini penyokong pasokan darah seluruh rumah sakit di wilayah Cirebon. Bahkan terkadang kebutuhan darah datang pula dari wilayah lain seperti Sumedang serta daerah lain di Jateng seperti Brebes maupun Tegal," kata Kepala Seksi Pencari dan Pelestari Donor Darah PMI Kota Cirebon Bambang Eka Saputra.

Saat ini sendiri, kata dia, kebutuhan darah semakin meningkat seiring pesatnya pertumbuhan rumah sakit. 

Namun, hingga kini PMI Kota Cirebon hanya mampu mengamankan stok darah satu hari. Kondisi itu memprihatinkan sebab sesuai aturan standar, stok darah dinyatakan aman jika ketersediaannya mencapai empat hari.

Selama ini, lanjut dia, stok darah yang tersedia di PMI Kota Cirebon sebagian besar berasal dari pendonor sukarela dan lainnya dari pendonor pengganti saat benar-benar dibutuhkan. Saat ini tercatat 1.600 pendonor pada PMI Kota Cirebon.

Tak seimbangnya stok dan suplai darah diakuinya, seringkali membuat PMI kerepotan. Karena itu, pihaknya terus berupaya mencari sukarelawan yang bersedia mendonorkan darahnya. Pihaknya intens mengajak masyarakat untuk donor darah demi membantu sesama.

Dia menerangkan, donor darah yang sehat dilakukan tiga bulan sekali. Jika kondisi tubuh seorang pendonor sedang bagus, paling cepat donor darah bisa dilakukan 2,5 bulan sekali.

Selain mendatangi lokasi, pihaknya juga membuka layanan bagi pendonor di PMI yang hendak menyumbang darahnya.

"Apalagi kalau donor darah dari keluarga, lebih meyakinkan, lebih aman, dan terjamin," tambah dia.

Sementara itu, tak sedikit orang yang enggan mendonorkan darahnya dengan alasan takut. Meski mengetahui makna donor darah, rata-rata mereka tak bisa meredam ketakutannya sehingga tak melaksanakan misi manusiawi itu.

"Seumur hidup saya belum pernah donor darah, terus terang karena takut pada jarum suntik, meski saya tahu makna kemanusiaannya. Menurut saya, perlu ada pendampingan khusus bagi orang yang takut jarum dan semacamnya, agar mereka lebih berani mendonorkan darah," ungkap seorang warga, Kurnia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar