Senin, 08 Juni 2015

Pemkot Dukung Penuh Pengembangan Pelabuhan Cirebon

Koran Online CIREBON -- Pemkot Cirebon mendukung penuh pengembangan Pelabuhan Cirebon menjadi pelabuhan internasional. Pasalnya, berkembangnya pelabuhan itu akan memberi dampak positif yang besar bagi pertumbuhan Kota Cirebon.

''Pemkot akan all out membantu dan mendukung pengembangan Pelabuhan Cirebon menjadi pelabuhan internasional,'' tegas Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis, dalam jumpa pers di Balaikota Cirebon, Senin (8/6).

Dalam kesempatan itu, Azis didampingi General Manager PT Pelindo II Cirebon Hudadi Soerja Djanegara, Sekda Kota Cirebon Asep Dedi, dan pengguna jasa pelabuhan yang juga Ketua Indonesia National Shipowners Association (INSA) Cirebon, Agus Purwanto. 

Azis mengakui, ekses negatif juga akan menyertai pengembangan pelabuhan. Namun, dia yakin manfaatnya akan lebih besar.

Azis menyatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah kajian untuk mengantisipasi perkembangan Kota Cirebon, termasuk infrastuktur. Tak hanya dari segi pengembangan pelabuhan, perkembangan Kota Cirebon kedepan juga dipengaruhi oleh beroperasinya tol Cikapali dan bandara internasional di Majalengka.   

Sementara itu, General Manager PT Pelindo II Cirebon, Hudadi Soerja Djanegara, menjelaskan, pihaknya akan mengantisipasi kepadatan lalu lintas di dalam kota akibat pengembangan pelabuhan. Rencananya, akan dibuat jalan baru yang menjadi akses langsung keluar masuk kendaraan dari pelabuhan ke pintu masuk tol kanci.

''Jalan itu akan menyusuri tepi laut,'' terang Hudadi.

Hudadi menambahkan, untuk pengembangan tahap pertama, berupa penambahan dermaga baru seluas sekitar 50 hektare. ''Tahun ini mulai pemasangan tiang pancang. Targetnya akan selesai dalam waktu dua tahun mendatang,'' terang Hudadi. 

Hudadi menambahkan, Pelabuhan Cirebon telah berdiri sejak 1860. Namun, hingga kini hampir tak ada perubahan secara signifikan.

Menurut Hudadi, pengembangan pelabuhan Cirebon akan menjanjikan banyak hal. Di antaranya dalam bidang ekonomi dan pariwisata.

Ketua Indonesia National Shipowners Association (INSA) Cirebon, Agus Purwanto, mengaku sangat mengapresiasi pengembangan Pelabuhan Cirebon. Apalagi, selama ini pelabuhan tersebut tak bisa menjadi tempat bersandar bagi kapal-kapal besar.

''Kami sangat berharap pengembangan pelabuhan secepatnya terealisasi,'' tandas Agus.

Warisan Kuliner Etnik ala Cirebon


Koran Online Cirebon | JAWA Barat memiliki aset keragaman kuliner yang unik dan membanggakan. Setiap kawasan di Tatar Priangan, pasti memiliki ciri khas dan olahan etnik yang pantas diburu pencinta masakan tradisional. 

Di Cirebon misalnya, kita bisa menjumpai olahan utama bertitel empal gentong dan nasi jamblang yang sangat legendaris. 

Sejak zaman kuno hingga era urban seperti sekarang, kedua makanan tersebut masih eksis dan diincar banyak orang. Bagi Anda yang merindukan nasi jamblang dan empal gentong khas Kota Udang, kini tak perlu meluangkan pelesir ke tapal batas Jabar tersebut. Sebab, beragam kedai dengan konsep otentik telah banyak hadir di luar Cirebon. Di Bandung, hidangan mumpuni ini dapat dijumpai di kawasan Sadakeling. 

Tak hanya mengadopsi, di tempat ini pula kita bisa menikmati atsmosfer dan cara penyajian yang sama persis seperti aslinya.Nuansa pesisir Cirebon pun bisa kita rasakan lewat sajian empal gentong. Menu yang berbahan dasar daging sapi dan jeroan ini sekilas mirip gulai kuning. Kuahnya kental dengan perasan santan dan potongan daging. Tak hanya daging, di dalamnya juga ada jeroan seperti usus dan babat. 

Sejak dari suapan pertama, lidah Anda pun akan digiring pada kuliner khas seperti di tempat asalnya. Pekat, kaya rempah, dan aromanya unik. Di Kedai empal gentong Mang Darma, Anda pun bisa menikmati olahan Cirebon ini dengan rasa paling prima. Sahih saja, karena lokasi ini adalah cabang asli dari Krucuk Cirebon. Empal gentong di kedai yang berlokasi di Jalan Sadakeling No 11 ini, juga punya varian isian yang cukup banyak. Ada daging, babat, usus, tulang muda, kikil, dan cingur yang dicampurkan dengan kuah santan yang pekat. 

“Cara memasaknya disesuaikan dengan aslinya. Kuahnya diberi bumbu dari rempah khas seperti jahe, laos, kayu manis, dan salam lalu ditambahkan santan kental. Tapi untuk mendapatkan taste aslinya, jumlah rempah yang dimasukan harus genap 20 jenis. Pasti rasanya gurih dan sama seperti di Cirebon,” ujar Yane, pemilik Kedai Empal Gentong Mang Darma. Rasa yang sesuai selera asal, membuat empal gentong terasa berbeda pada genre kuah sejenis. 

Rasanya tak seperti gulai kuning, juga bukan soto betawi yang juga mendaulat jeroan. Ritual bersantap pun terasa kian khidmat, ketika kuah gurih tersebut menebar aromanya yang menawan. Jelas Yane, rahasia itu berasal dari cara memasaknya yang menggunakan peranti gentong gerabah. Selanjutnya, memasak pun wajib menggunakan kayu bakar agar bau eksotik dari kayu itu berbaur sempurna. 

Rasa gurih kuah empal gentong langsung terasa begitu masuk mulut. Daging dan jeroannya empuk serta tidak anyir karena ternetralisir oleh bumbu kuah santan yang menyerap. Semangkok empal gentong disajikan dengan sambal yang terbuat dari cabai kering yang dihancurkan, acar, juga potongan jeruk lemon untuk memberikan rasa asam. Ada pula nasi atau lontong. Seporsi empal gentong ditawarkan dengan harga Rp13.500.

Sedangkan jika ditambah nasi atau lontong harga yang ditawarkan adalah Rp16.000. Masyarakat Cirebon juga tak sangat akrab dengan hidangan tradisional nasi jamblang. Bahkan, ada juga varian lain seperti sega lengko alias nasi lengko. Nama nasi Jamblang, pertama kali dicetuskan lantaran olahan ini berasal dari Jamblang, sebuah kawasan di Kabupaten Cirebon.

 Lebih khas lagi, nasi Jamblang terasa klasik dengan cara penyajiannya yang menggunakan daun jati sebagai bungkus nasi. Bagi Anda yang gandrung menyantap aneka ragam racikan makanan, nasi jamblang bisa menjadi rekomendasi terwahid. Terlebih, menu ini disajikan dengan gaya prasmanan. Tapi lauk pakuk ala Jamblang juga terbilang langka. 

“Menu wajib yang biasa hadir, antara lain sambal goreng petai, balakutak, tahu sayur, paru-paru, semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar, goreng, sambal goreng telur, semur ikan, ikan asin, tahu, temped an masih banyak lagi,” tambahnya. Terang Yane, nasi Jamblang yang dibungkus dengan daun jati juga taksekadar menampilkan sentuhan tradisimemang terbilang Nasi yang digunakan untuk menu ini terbilang unik. 

Dibungkus dengan daun jati, nasi ini jadi punya aroma khas dan lebih tahan lama. Nasi untuk menu ini pun disajikan tidak dalam keadaan panas seperti di warung nasi. Ini yang membuatnya berbeda. “Satu hal yang tidak boleh terlewatkan, makan nasi jamblang juga wajib pakai sambal goreng. Sambal gorengnya juga harus menggunakan cabai tanjung yang warnanya merah pekat. Tapi rasanya juga tidak terlalu pedas karena sudah dibuang bijinya,” urainya. 

Tak perlu merogoh uang terlalu banyak. Untuk menikmati nasi Jamblang, Anda hanya butuh uang sekitar Rp5.000 untuk standar porsi, nasi dua pincuk daun jati serta lauk pauknya. Harga rata-rata satuan dari item nasi Jamblang dipatok Rp1.000 saja. Menu kawakan lain dari Cirebon, bisa anda buru lewat olahan nasi lengko. 

Seporsi nasi plus campuran sayuran ini, mendapuk potongan tempe goreng, tahu goreng, toge, timun, kucai, bawang goreng. Terakhir, disiram dengan sambel kacang serta kecap. Dijamin, acara makan yang murah meriah ini membuat Anda ketagihan untuk menyambangi tempat yang sama di lain hari. 

Warisan Kuliner Etnik ala Cirebon


Koran Online Cirebon | JAWA Barat memiliki aset keragaman kuliner yang unik dan membanggakan. Setiap kawasan di Tatar Priangan, pasti memiliki ciri khas dan olahan etnik yang pantas diburu pencinta masakan tradisional. 

Di Cirebon misalnya, kita bisa menjumpai olahan utama bertitel empal gentong dan nasi jamblang yang sangat legendaris. 

Sejak zaman kuno hingga era urban seperti sekarang, kedua makanan tersebut masih eksis dan diincar banyak orang. Bagi Anda yang merindukan nasi jamblang dan empal gentong khas Kota Udang, kini tak perlu meluangkan pelesir ke tapal batas Jabar tersebut. Sebab, beragam kedai dengan konsep otentik telah banyak hadir di luar Cirebon. Di Bandung, hidangan mumpuni ini dapat dijumpai di kawasan Sadakeling. 

Tak hanya mengadopsi, di tempat ini pula kita bisa menikmati atsmosfer dan cara penyajian yang sama persis seperti aslinya.Nuansa pesisir Cirebon pun bisa kita rasakan lewat sajian empal gentong. Menu yang berbahan dasar daging sapi dan jeroan ini sekilas mirip gulai kuning. Kuahnya kental dengan perasan santan dan potongan daging. Tak hanya daging, di dalamnya juga ada jeroan seperti usus dan babat. 

Sejak dari suapan pertama, lidah Anda pun akan digiring pada kuliner khas seperti di tempat asalnya. Pekat, kaya rempah, dan aromanya unik. Di Kedai empal gentong Mang Darma, Anda pun bisa menikmati olahan Cirebon ini dengan rasa paling prima. Sahih saja, karena lokasi ini adalah cabang asli dari Krucuk Cirebon. Empal gentong di kedai yang berlokasi di Jalan Sadakeling No 11 ini, juga punya varian isian yang cukup banyak. Ada daging, babat, usus, tulang muda, kikil, dan cingur yang dicampurkan dengan kuah santan yang pekat. 

“Cara memasaknya disesuaikan dengan aslinya. Kuahnya diberi bumbu dari rempah khas seperti jahe, laos, kayu manis, dan salam lalu ditambahkan santan kental. Tapi untuk mendapatkan taste aslinya, jumlah rempah yang dimasukan harus genap 20 jenis. Pasti rasanya gurih dan sama seperti di Cirebon,” ujar Yane, pemilik Kedai Empal Gentong Mang Darma. Rasa yang sesuai selera asal, membuat empal gentong terasa berbeda pada genre kuah sejenis. 

Rasanya tak seperti gulai kuning, juga bukan soto betawi yang juga mendaulat jeroan. Ritual bersantap pun terasa kian khidmat, ketika kuah gurih tersebut menebar aromanya yang menawan. Jelas Yane, rahasia itu berasal dari cara memasaknya yang menggunakan peranti gentong gerabah. Selanjutnya, memasak pun wajib menggunakan kayu bakar agar bau eksotik dari kayu itu berbaur sempurna. 

Rasa gurih kuah empal gentong langsung terasa begitu masuk mulut. Daging dan jeroannya empuk serta tidak anyir karena ternetralisir oleh bumbu kuah santan yang menyerap. Semangkok empal gentong disajikan dengan sambal yang terbuat dari cabai kering yang dihancurkan, acar, juga potongan jeruk lemon untuk memberikan rasa asam. Ada pula nasi atau lontong. Seporsi empal gentong ditawarkan dengan harga Rp13.500.

Sedangkan jika ditambah nasi atau lontong harga yang ditawarkan adalah Rp16.000. Masyarakat Cirebon juga tak sangat akrab dengan hidangan tradisional nasi jamblang. Bahkan, ada juga varian lain seperti sega lengko alias nasi lengko. Nama nasi Jamblang, pertama kali dicetuskan lantaran olahan ini berasal dari Jamblang, sebuah kawasan di Kabupaten Cirebon.

 Lebih khas lagi, nasi Jamblang terasa klasik dengan cara penyajiannya yang menggunakan daun jati sebagai bungkus nasi. Bagi Anda yang gandrung menyantap aneka ragam racikan makanan, nasi jamblang bisa menjadi rekomendasi terwahid. Terlebih, menu ini disajikan dengan gaya prasmanan. Tapi lauk pakuk ala Jamblang juga terbilang langka. 

“Menu wajib yang biasa hadir, antara lain sambal goreng petai, balakutak, tahu sayur, paru-paru, semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar, goreng, sambal goreng telur, semur ikan, ikan asin, tahu, temped an masih banyak lagi,” tambahnya. Terang Yane, nasi Jamblang yang dibungkus dengan daun jati juga taksekadar menampilkan sentuhan tradisimemang terbilang Nasi yang digunakan untuk menu ini terbilang unik. 

Dibungkus dengan daun jati, nasi ini jadi punya aroma khas dan lebih tahan lama. Nasi untuk menu ini pun disajikan tidak dalam keadaan panas seperti di warung nasi. Ini yang membuatnya berbeda. “Satu hal yang tidak boleh terlewatkan, makan nasi jamblang juga wajib pakai sambal goreng. Sambal gorengnya juga harus menggunakan cabai tanjung yang warnanya merah pekat. Tapi rasanya juga tidak terlalu pedas karena sudah dibuang bijinya,” urainya. 

Tak perlu merogoh uang terlalu banyak. Untuk menikmati nasi Jamblang, Anda hanya butuh uang sekitar Rp5.000 untuk standar porsi, nasi dua pincuk daun jati serta lauk pauknya. Harga rata-rata satuan dari item nasi Jamblang dipatok Rp1.000 saja. Menu kawakan lain dari Cirebon, bisa anda buru lewat olahan nasi lengko. 

Seporsi nasi plus campuran sayuran ini, mendapuk potongan tempe goreng, tahu goreng, toge, timun, kucai, bawang goreng. Terakhir, disiram dengan sambel kacang serta kecap. Dijamin, acara makan yang murah meriah ini membuat Anda ketagihan untuk menyambangi tempat yang sama di lain hari. 

Jumat, 22 Mei 2015

Dinsos Kabupaten Cirebon Mengaku Kerap Merazia PSK Remaja

Koran Online Cirebon - Prostitusi yang melibatkan remaja ditemukan di Cirebon, Jawa Barat. Buktinya, Satpol PP  Cirebon kerap menjaring mereka dalam razia rutin.

"Setiap bulan, kita razia dua kali. Di kos-kosan. Pasti ada yang tertangkap. Beberapa di antaranya masih berusia remaja," ungkap Kepala Seksi Anak Nakal Korban Napza dan Tuna Sosial Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, Jumat (22/5/2015).

Mereka berusia sekitar 17 tahun. Rata-rata, mereka bukan berasal dari wilayah Cirebon.

Bila terjaring razia, petugas mendata lalu mengembalikan mereka ke masing-masing daerah asal.

Umumnya, kata Uun, mereka menjadi pekerja seks komersil dengan alasan terlilit masalah ekonomi. Namun, ada pula karena pernah menjadi korban pemerkosaan dan telah melakukan seks bebas.

Sumber Metrotvnews.com

Polisi Dalami Kasus Ambruknya Tembok Aula DPPKAD Kota Cirebon

Koran Online CIREBON - Polres Cirebon Kota terus mendalami kasus ambruknya tembok aula Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Cirebon. Lima orang saksi telah dimintai keterangan, termasuk mandor dan pemborong perobohan aula tersebut.

Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota, AKP Hidayatullah mengatakan, proses penyelidikan atas kasus ambruknya tembok aula DPPKAD yang menewaskan seorang pekerja masih terus berjalan.

"Kami kumpulkan data dan barang bukti. Saksi-saksi yang diperiksa sudah lima saksi. Kami periksa ke mandor maupun pemborongnya terkait perobohan gedung tersebut," katanya di Mapolres Cirebon Kota, Jumat (22/5/2015).

Untuk lebih lanjut, kata dia, pihaknya akan melakukan gelar perkara dalam waktu dekat ini. Kemungkinan adanya tersangka dalam kasus ini pun, ujar Hidayatullah bisa terjadi.

Tembok aula DPPKAD Kota Cirebon di Jalan Pengampon ambruk, Senin (18/5/2015) sekitar pukul 10.00. Ketika itu, tembok sedang dirobohkan guna dibangun bangunan baru. Namun tiba-tiba tembok bagian atas ambruk, dan menimpa seorang pekerja. Pekerja itu pun tewas seketika di lokasi kejadian.

Komisi B DPRD Kota Cirebon menduga ada kelalaian kerja dalam kasus ini. Pekerja tanpa dilengkapi alat keselamatan kerja saat harus membongkar aula. Selain itu, pekerja juga diduga salah dalam membongkar tembok aula.

Sumber TRIBUNJABAR.CO.ID 

Warga Cirebon Diimbau Waspada Beras Plastik

Koran Online CIREBON - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cirebon melakukan sidak beras plastik ke sejumlah pasar tradisional dan minimarket, Jumat (22/5/2015). Hasilnya, tak ditemukan beras diduga plastik di kios-kios beras maupun di minimarket.

Meski demikian, Disperindag tetap mengimbau masyarakat Kabupaten Cirebon agar tetap waspada terhadap kemungkinan beredarnya beras plastik di Kabupaten Cirebon. "Masyarakat tetap harus waspada ketika hendak membeli beras, walau memang tadi dari hasil sidak tak ditemukan beras diduga sintetis," kata Kepala Disperindag Kabupaten Cirebon, Erry Achmad Husaeri.

Erry juga meminta masyarakat proaktif manakala menemukan beras diduga sintetis. Kata dia, masyarakat bisa lapor ke kuwu, camat, atau langsung ke Disperindag Kabupaten Cirebon.

"Nanti kami proses kalau memang ada temuan seperti itu," ujarnya. 

Sumber TRIBUNJABAR.CO.ID

Minggu, 03 Mei 2015

Yuk, Nonton Kesenian Tradisional Cirebon di Gua Sunyaragi!

KORAN ONLINE CIREBON | Sudah punya agenda jalan-jalan pada Minggu (3/5/2015) lusa? Jika belum, yuk, jalan-jalan ke Taman Air Gua Sunyaragi (TAGS). Pasalnya, lusa, Badan Pengelola Taman Air Gua Sunyaragi (BP TAGS) akan menyelenggarakan Gelar Seni Pasanggrahan 2.

Gelar Seni Pasanggrahan 2 akan menghadirkan beragam kesenian tradisional Cirebon seperti tari topeng kelana, ronggeng bugis, sintren, dan tayuban. Selain itu, ada juga penampilan kelompok paduan suara yang akan menyanyikan lagu-lagu Cirebonan. Acara berlangsung pukul 09.30-14.30.

Bagi yang berminat, bisa datang langsung ke TAGS lusa. Cukup membeli tiket masuk Rp 10.000, pengunjung sudah bisa menyaksikan pertunjukan kesenian tradisional Cirebon juga mengelilingi area TAGS.

Wakil Direktur 1 BP TAGS, Muhammad Akbar mengatakan, Gelar Seni Pasanggrahan kali ini merupakan yang kedua digelar di TAGS. Sebelumnya, BP TAGS sukses menyelenggarakan Gelar Seni Pasanggrahan 1 pada bulan lalu.

"Alhamdulillah pengunjung pada Gelar Seni Pasanggrahan 1 cukup banyak, sekitar 500 pengunjung. Tak hanya dari Cirebon tapi banyak juga dari luar kota," kata Muhammad Akbar dalam rilis yang diterima Tribun, Jumat (1/5/2015) siang.

Muhammad Akbar mengatakan, BP TAGS sengaja menyelenggarakan Gelar Seni Pasanggrahan agar kesenian tradisional Cirebon tidak terkikis di tengah gempuran arus modernisasi. "Kita memang selayaknya menjaga identitas diri kita melalui seni budaya," ujarnya.

Sumber TRIBUN